DIDUGA AKIBAT HIRUP ASAP DARI PT. INALUM, WARGA KUALA INDAH ALAMI SESAK NAFAS.

Sabtu 24 April 2021

Kabarsimalungun.com. Batu Bara –Baru dua hari terjadi matinya ribuan ikan secara mendadak di kawasan pesisir pantai Datuk Kuala Indah, kini kembali disajikan kepulan asap pekat tebal menjadi pemandangan diatas langit desa tersebut yang berasal dari PT Inalum , diduga pihak PT Inalum dengan sesuka hati membakar sampah, sehingga warga dengan terpaksa harus menghirupnya dan terasa sesak saat bernafas, mata terasa perih.

Demikian pernyataan Kepala Desa Kuala Indah, Matsyah kepada wartawan saat diruang kerjanya, Jumat (23/04/2021).

Mirisnya lagi kepulan asap tersebut sangat menyengat aromanya, dan menyesakkan pernapasan.

Dari informasi yang dihimpun, asal kepulan asap tersebut berasal dari kawasan industri PT. Inalum yang berdampingan dengan pemukiman warga di desa tersebut.

Menurut Kepala Desa Kuala Indah, Matsyah, kejadian tersebut berlangsung hari Kamis (22/4) sekira pukul 16.00 Wib sampai dengan pukul 17 .30 Wib, Petang, berlangsung sekitar Satu setengah jam, asal kepulan asap hitam tersebut berasal dari areal Inalum, dugaan saya itu limbah sampah, yang sebarangan membakarnya, yang jelas asap tersebut sangat meresahkan warga sekitar dusun I dan dusun II, akibat polusi udara yang berasal dari pembakaran limbah sampah, dari dalam areal PT Inalum, jelas Matsyah diruang kerjanya.

Pemerintahan Desa Kuala Indah, meminta kepada PT Inalum untuk bertanggung jawab, yang telah merusak lingkungan dan akan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak terkait dan Kepolisian agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali, tegas Matsyah.

Khairuddin Efendi salah seorang warga yang merasakan juga mengatakan hal yang sama, baunya menyengat sesak di dada, “memang saya tengok asap itu berasal dari areal PT Inalum, kepulan asap itu berasal dari lingkungan pabrik PT Inalum, aromanya seperti bau karet terbakar, ungkapnya.

Bersama dengan warga kami berusaha ingin melihat langsung kelokasi, namun tidak diizinkan oleh pihak security, dan dari awal sudah kami beritahu bahwa asap hitam yang pekat, mengarah kepemukiman namun tidak direspon, selang 1,5 jam baru dipadamkan oleh pihak perusahaan,” ujar Khairuddin.(*/Martua)

209 Pembaca
error: Content is protected !!