Kabarsimalungun.com. Batubara. Tanggul Sungai Bahapal di Sei Titi Merah Desa Perkebunan Tanjung Kasau Kecamatan Laut Tador Batubara dan Desa/Nagori Bandar Rawa Kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun jebol sepanjang lebih dari 20 meter disebabkan luapan air Sungai Bahapal akibat turun hujan yang cukup deras di wilayah Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun kemarin siang hingga malam hari.
Akibat tanggul jebol, air melimpah hingga ratusan hektare lahan perkebunan kelapa sawit milik masyarakat dan PTSU Tanjung Kasau terendam air. Debit air tinggi yang mengakibatkan tanggul sungai jebol juga mulai menyerang pemukiman warga di enam desa di Kecamatan Laut Tador Kabupaten Batu Bara.
Mendapat informasi tersebut Asisten II Setdakab Batu Bara Sahala Nainggolan yang juga Plt. Kepala BPBD Kabupaten Batu Bara langsung turun ke lokasi, Kamis (14/1/2021) sekitar pukul 17.00 Wib. Pada saat peninjauan, Sahala menyaksikan langsung derasnya luapan banjir Sei Bahapal yang terus semakin tinggi dan mulai menyerang permukiman warga antara 20 hingga 40 Cm.
Melihat kondisi tersebut Sahala berjanji akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait serta menurunkan peralatan yang dibutuhkan.
Luapan banjir mengakibatkan warga Desa Dewi Sri, Perkebunan Tanjung Kasau, Laut Tador dan tiga desa tetangga was was khawatir tengah malam hingga besok luapan banjir semakin merendam rumah dan lahan pertanian mereka.
Selain mulai merendam permukiman warga, air juga menggenangi akses jalan penghubung Kabupaten Batu Bara dan Simalungun.
Meski begitu warga masih mencoba bertahan di kediaman masing-masing, karena hingga saat ini belum tersedia tenda pengungsian dari BPBP Kabupaten Batu Bara.
Kepada wartawan, Desi salah seorang warga Desa Perkebunan Tanjung Kasau mengatakan sebelum banjir saat ini serangan banjir sudah lama tidak terjadi sekitar 20 tahun lalu.
Disebutkan permukaan air saat ini masih terus meningkat sejak air mulai menggenangi permukiman.
“Tadi kan belum segini, ini sudah tambah tinggi. Khawatirlah, takutnya malam makin naik lagi air,” katanya.
Warga yang panik melihat air yang menyerang permukiman mereka berusaha membendung dan menguras air yang terus masuk ke rumah mereka.(red)