LAGI NGETREN…!!! Underpas Jalan TOL Bandar tinggi dan Bandar rejo Kembali Terendam Air

Kabarsimalungun.com || SIMALUNGUN – Hal yang lagi ngetren saat ini bagi masyarakat Nagori Bandar tinggi dan Bandar rejo bila setelah turun hujan adalah terendamnya Underpas atau jalan bawah alias kolong jembatan jalan TOL Tebing tinggi – Kuala tanjung, tepatnya di huta/dusun III Nagori Bandar tinggi dan huta/dusun II Nagori Bandar rejo Kecamatan Bandar masilam Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

Betapa tidak, Underpas yang di bangun oleh PT. Waskita Karya Persero tbk dan PT. Hutama Karya Persero tbk ini sepertinya dapat dibilang “gagal produc”, sebab bila selesai turun hujan air menggenangi kolong Underpas yang seyogyanya dipergunakan untuk jalan akses masyarakat yang melintas dibawah jalan tol, sebab jalan ini juga telah ada puluhan tahun yang lalu sejak sebelum Indonesia merdeka.

Kondisi ini terlihat langsung oleh wartawan pada hari Jumat 30/9/2022 pukul 16.00 Wib, dimana sekira pukul 13.00 Wib telah turun hujan lebat hingga pukul 15.00 Wib, maka tak elak lagi kolong Underpas tersebut pun digenangi air hingga mencapai kedalaman 40 – 60 cm, sehingga benar benar sangat mengganggu aktivitas masyarakat yang lalu lalang melintasi Underpas tersebut.

Kondisi ini diperparah lagi dengan guguran matrial tanah merah yang merupakan tanah urug penimbunan jalan TOL tersebut yang jatuh terbawa gerusan air yang mengalir dari atas timbunan jalan TOL yang jatuh kebawah, hingga akibatnya bukan hanya terendam air namun juga bercampur dengan tanah merah hingga membuat pengendara kenderaan bermotor harus ekstra hati hati sebab jalannya berair dan licin.

Salah seorang toloh masyarakat Kecamatan Bandar masilam bapak Ahmad Syahroni saat ditemui disalah satu kedai kopi kepada wartawan mengatakan 

” Bandar tinggi dan Banda rejo ini kalau saya lihat secara terus menerus menjadi korban pembangunan, sejak dari mulai tahun 1977 hingga saat ini, dulu tahun 1977 masuknya proyek jalan nasional Tebing tinggi – Rantau Perapat yaitu bangunan jalan Hotmix pertama kali yang dikerjakan oleh PT. KADHI juga kita jadi korbannya, jalan kita hancur lebur akibat proyek tersebut ” tuturnya.

Dilanjutkannya ” tahun 1982 masuknya proyek irigasi nasional di Kabupaten Asahan waktu itu sekarang Kabupaten Batu Bara yang dikerjakan oleh PT.Bahbolon Projec kita juga jadi korban pembangunan, dimana jalan kita sini hancur semua sesudahnya akibat angkutan over tonase matrial tanah urug juga, nah kemudian ditahun 2013 masuk lagi proyek pelabuhan Kuala tanjung yang terkenal dengan sebutan Proyek Pelindo, kemudian tahun 2016 masuk lagi proyek bangunan jalur Kereta Api Bandar tinggi – Kuala tanjung, juga sama halnya jalan kami ini hancur juga ” katanya kepada wartawan.

Sekarang ini kata bapak Ahmad Syahroni ” ini lagi ngetren ngetrennya Proyek Setrategis Nasional yaitu Pembangunan Jalan TOL jurusan Tebing tinggi – Kuala tanjung dan jurusan Indrapura – Kisaran yang notabene dikerjakan oleh Perusahaan BUMN semua, ada PT.Waskita Karya Persero tbk tadinya yang sekarang sudah hengkang dari sini, dilanjutkan oleh PT.Hutama Karya Persero tbk saat ini untuk jurusan Tebing tinggi – Kuala Tanjung, namun akhirnya juga kami kami warga masyarakat Bandar tinggi dan Bandar rejo masih tetap saja sebagai penerima dampak kehancuran jalan akibat proyek proyek tersebut ” tutur Ahmad Syahroni kepada wartawan.

Saat ditanya wartawan, kira kira apa sebab hingga bisa terus menerus jadi korban pembangunan, dengan santai dan sambil tersenyum Ahmad Syahron  menegaskan 

” penyebab utamanya tiada lain, tidak adanya ketegasan yang dilakukan oleh pihak pemerintah setempat, baik itu Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan juga Pemerintah Nagori/desa, seharusnya sebelum proyek itu dimulai dibuat dulu MoU (Memerandum of Understanding) nya antara pihak Penyelenggara Proyek dengan Pemerintah setempat, hal hal yang berkenaan dengan dampak yang ditimbulkan oleh pengerjaan proyek tersebut, dengan melibatkan tokoh tokoh yang ada di daerah itu, bukan hanya semata mata menjadi kebanggan dengan masuknya proyek proyek tersebut, tidak seperti saat ini, apa untungnya selesai proyek habis semua masyarakat yang jadi korbannya ” tegasnya kepada wartawan. (tim-red)

373 Pembaca
error: Content is protected !!
Exit mobile version