Kabarsimalungun.com || SIMALUNGUN – Rasanya tidaklah pantas bila masih ada kehidupan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan tidak mendapat perhatian dari pemerintah, baik itu Pemerintah Kecamatan Maupun Kabupaten, bila kita bandingankan dengan selogan selogan pemerintah menuju indonesia emas pada tahun 2050 yang akan datang, namun kenyataannya masih terlalu banyak kehidupan masyarakat kita yang secara setandar sosial masih berada jauh dibawah garis kemiskinan.
Kenyataan ini menggugah semangat kebersamaan Pangulu dan masyarakat Nagori Partimbalan Kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, melihat situasi dan kondisi kehidupan pasangan rumah tangga Sugiardi (42) bersama istrinya Suherni (38) bersama dengan 2 orang anaknya yang masih duduk dibangku sekolah dasar kelas V dan adiknya yang baru berusia 2 tahun, tinggal di huta IV Jati Rejo Nagori Partimbalan Kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun.
Atas inisiatif Pangulu Partimbalan Dearma Saragih bersama dengan masyarakat setempat dan salah seorang Bakal Calon Anggota DPRD Simalungun tahun 2024 dari partai Gerindra Dapil Simalungun III bapak Nahum Saragih Minggu 23/7/2023 dimulai pukul 07.00 wib melakukan pembongkaran rumah Sugiardi yang memang sudah sangat tidak layak huni, dan dilanjutkan dengan meronovasi kembali dengan matrial bahan bangunan non beton, yang dikerjakan secara swadaya gotong royong oleh masyarakat Huta IV Jati rejo.
Kenyataan hidup dibawah garis kemiskinan sudah cukup lama dilalui oleh Sugiardi bersama istri Tercintanya Suherni, dengan hidup seadanya tinggal dirumah yang dindingnya sudah tidak mampu menahan terjangan angin malam, demikian juga halnya dengan atap rumah yang terbuat dari daun rumbia sudah nampak langit bila malam hari, serta sudah tidak mampu lagi untuk menahan terpaan air bila hujan mengguyur, namun apa yang hendak dikata inilah kenyataan yang harus diterimanya.
Disela sela rumahnya dibongkar oleh warga dan tetangga Sugiardi sempat wawancara dengan awak media dengan mengatakan “saya kerja menyadap pohon kelapa sawit yang ditumbang oleh masyarakat pak untuk diambil airnya, kemudian airnya kita rebus hingga menjadi lebih kental layaknya cairan gula merah sebelum dicetak, kemudian air sawit yang agak mengental (juruh) itu kita pindahkan ke derigen dalam beberapa waktu untuk dikumpulkan, setelah banyak baru kita jual ke pekan Sei Langgei tempat agennya dengan harga Rp.8.000,- (delapan ribu rupiah) perkilogramnya”, tutur Sugiardi dengan nada memelas.
Menurut Sugiardi “dengan hidup seadanya pak dan tidak punya penghasilan yang memadai, saya sambil dengan mocok mocok apa adanya (serabutan) untuk membiayai kehidupan kami berempat pak, alhamdulillah kami bisa membeli tapak rumah ini berkat bantuan Bank BRI dengan pinjaman kredit usaha rakyat (KUR), justru dari sisa uang belanja srhari hari hanya mampu untuk membayar cicilan di BRI, untuk memperbaiki rumah ini saya terus terang memang benar benar tidak punya uang pak”,jelas Sugiardi yang didampingi istrinya Suherni.
Lebih lanjut disampaikannya “alhamdulillah pak Allah swt memberi kami rezqi melalui pak Pangulu Dearma Saragih dan masyarakat tetangga saya disini, juga bantuan dari bapak Nahum Saragih yang merupakan Calon Anggota DPRD Kabupaten Simalungun tahun 2024 ini pak, semua itu saya sangat sangat berterimakasih pak kepada semua yang telah membantu bedah rumah saya hari ini, semoga Allah swt meluaskan rizqi saudara saudaraku semua di hari hari yang akan datang,Aamiin”, ujar Sugiardi.
Terpisah Pangulu Partimbalan Dearma Saragih saat dimintai pe jelasannya tentang pelaksanaan bedah rumah Sugiardi mengatakan “alhamdulillah pak Allah swt masih memberikan rizqi kepada kami masyarakat Huta IV ini khususnya dan masyarakat Partimbalan pada umumnya, yang juga masih membukakan hati kami untuk saling membantu dan saling berbagi antar sesama warga masyarakat, ini semua tentunya berkat adanya kerja sama yang baik antara pemerintah Nagori dengan masyarakat”, ucap pangulu Dearma Saragih.
Saya juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada bapak Nahum Saragih yang juga begitu peduli dengan situasi dan kondisi kehidupan sosial masyarakat disini, ini semua karena adanya kerjasama dengan bapak Nahum Saragih dan juga segenap masyarakat hingga kegiatan sosial bedah rumah ini dapat terlaksana, meskipun bedah rumah ini tidaklah seperti yang kita lihat di siaran televisi, namun setidaknya sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kita, khususnya buat saudara kami Sugiardi dan keluarganya”,tuturnya.
Kata Pangulu Dearma Saragih “mudah mudahan saja kegiatan sosial yang seperti ini dapat dipertahankan di Nagori Partimbalan ini, saya yakin dan percaya dengan semangat kebersamaan apapun kendala dalam kehidupan sosial kita pastinya dapat terselesaikan, oleh karenanya saya sangat berharap kepada masyarakat yang ikut serta melaksanakan bedah rumah ini kiranya dapat menyelesaikan rumah saudara kita Sugiardi ini dalam dua atau tiga hari kedepan, sekali lagi saya Dearma Saragih Pangulu Partimbalan mengucapkan terimakasih kepada semua masyarakat yang telah membantu baik moral, matrial dan tenaga maupun pemikiran atas terlaksananya bedah rumah ini”, tutup Dearma Saragih kepada awak media.
Dipihak lain Nahu. Saragih salah satu donatur dalam pelaksanaan bedah rumah ini berharap “mudah mudahan apa yang kita kerjakan hari ini dapat benar benar bermanfaat bagi keluarga saudara kita Sugiardi, hal ini tentunya sangat sangat membantu setidaknya meringankan beban kehidupan saudara kita Sugiardi, walau apa yang kita berikan ini tidaklah sehebat yang mungkin orang lain lakukan, namun semua ini adalah merupakan suatu keikhlasan yang lahir dari hati nurani kita selaku warga masyarakat”,ujar Nahum Saragih.
Dikatakan oleh Nahum Saragih “kegiatan seperti ini sungguh sangat membantu bagi masyarakat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, meskipun tidak seberapa namun setidaknya hubungan interaksi sosial kita terhadap sesama dapat terjalin dengan baik, sebab sesuai dengan ajaran Agama kita Islam bahwa diantara rizqi yang kamu peroleh itu ada hak hak orang lain dildalamnya, mari kita berikan hak hak orang lain itu dengan tanpa pamrih dalam satu ucapan ‘bila tangan kanan memberi hendaknya tangan kiri jangan sampai tahu’, alhamdulullah mudah mudahan dalam dua atau tiga hari kedepan rumah saudara kita Sugiardi ini sudah bisa ditempati kembali”, tutur Nahum Saragih kepada aeak media.(tim-red)