Ksbsrsimalungun.com || Simalungun, Sumatera Utara – Sebuah kejadian menggemparkan terjadi di pinggir Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, di mana potongan tubuh manusia tanpa kepala, lengan, dan kaki ditemukan oleh warga pada hari Senin, pukul 14.00 WIB. Penemuan ini langsung menarik perhatian dan kekhawatiran dari masyarakat sekitar.
Kapolsek Purba dari Polres Simalungun, AKP Marolop Sinaga, menginformasikan bahwa Personel Polsek Purba Polres Simalungun langsung mendatangi TKp dan membantu untuk mengevakuasi potongan tubuh yang ditemukan di Haranggaol Dusun 2 Binanga Bolon, Nagori Purba Pasir, dan Kecamatan Haranggaol Horisan, diperkirakan telah mengalami dekomposisi dan beberapa bagiannya sudah terlihat tulang belulang.
Berdasarkan penyelidikan polisi dan keterangan dari keluarga, ditemukan fakta bahwa potongan tubuh tersebut diduga kuat milik almarhum Karmianna Br Purba, yang wafat pada 11 November 2023 dan telah dimakamkan tiga hari kemudian. Dalam sebuah tragedi yang menimpa Dusun 2 Binanga Bolon pada 20 Desember 2023, banjir bandang yang dahsyat telah menyapu sekitar 22 kuburan, termasuk kuburan milik Karmianna.
Keluaraga almarhum menunjukkan keyakinan bahwa potongan tubuh yang ditemukan tersebut adalah bagian dari jasad Karmianna. Sehubungan dengan hal ini, keluarga telah menolak upaya autopsi dan telah membawa potongan tubuh tersebut untuk dimasukkan ke dalam Tugu Makam Marga Haloho yang terletak di Dusun 2 Binanga Bolon.
Tugu makam ini didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun sebagai pengganti kuburan yang hilang, sekaligus sebagai tempat untuk menampung sisa-sisa tulang belulang dari 22 makam yang hanyut akibat banjir.
Dalam situasi seperti ini, AKP Marolop Sinaga menekankan pentingnya respon cepat dan empatik dari pihak kepolisian sebagai bagian dari pelayanan kepolisian kepada masyarakat dalam menerapkan konsep PRESISI.
PRESISI, yang merupakan kependekan dari Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan, telah menjadi pedoman dalam setiap tindakan yang diambil oleh kepolisian Indonesia, termasuk Polsek Purba di Polres Simalungun.
“Insiden ini merupakan contoh dari tantangan yang kami hadapi sebagai pelayan masyarakat. Kami berusaha untuk merespons dengan cepat dan tepat, serta menunjukkan empati dan kepedulian kepada keluarga yang terdampak,” katanya. AKP Marolop Sinaga menambahkan, “Melalui pendekatan PRESISI, kami ingin memastikan bahwa setiap langkah yang kami ambil tidak hanya efektif tapi juga transparan dan bertanggung jawab dan berkeadalian kepada masyarakat yang kami layani.”
Dalam menghadapi bencana alam seperti banjir bandang yang menyebabkan hilangnya kuburan penduduk, Polsek Purba dengan cepat terlibat dalam proses evakuasi dan identifikasi, bekerjasama dengan pihak lain yang terlibat. Langkah ini merupakan bentuk dari tanggung jawab kepolisian dalam mengelola situasi darurat dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh masyarakat terdampak, “ujar Marolop.
Lebih lanjut, AKP Marolop Sinaga menyatakan bahwa kepolisian akan terus berupaya meningkatkan kerjasama dengan semua pihak terkait, termasuk pemerintah daerah dan komunitas lokal, untuk memperkuat upaya preventif dan mitigasi bencana di masa depan. Hal ini sesuai dengan prinsip predictiveness yang ada dalam konsep PRESISI, yang mengharuskan kepolisian untuk tidak hanya merespon setelah suatu kejadian, tapi juga proaktif dalam upaya pencegahan dan persiapan menghadapi bencana.
Penanganan kasus ini diharapkan dapat menjadi contoh positif dari bagaimana kepolisian, dengan menerapkan prinsip PRESISI, berperan serta dalam menjaga dan melayani masyarakat, khususnya dalam situasi yang penuh tantangan, “pungkas AKP Marolop.
Peristiwa ini menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat, sekaligus mengingatkan akan kekuatan alam yang dapat merubah peta pemakaman dan meninggalkan luka bagi yang ditinggalkan. Polres Simalungun dan instansi terkait terus melakukan koordinasi untuk menanggapi situasi pascabencana dan memberikan dukungan kepada keluarga yang terdampak.(Sgn)