Prostitusi Online Marak, Diduga Sejumlah Hotel di Perdagangan Menjadi Lokalisasi.

Prostitusi Online Marak, Diduga Sejumlah Hotel di Perdagangan Menjadi Lokalisasi.

KABARSIMALUNGUN.COM, PERDAGANGAN – Tak dapat dipungkiri lagi, era digital nyaris telah mempengaruhi seluruh pola dalam berbagai aspek kehidupan manusia saat ini.
Sebut saja dalam hal transaksi pembayaran barang atau jasa yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara konvensional, kini bisa dilakukan dengan cara serba online.


Tak terkecuali bagi para pekerja seks komersial (PSK) yang seakan tak pernah sepi peminat dari kaum lelaki hidung belang.
Para wanita penjajak cinta yang semula konvensional mulai menjajakan dirinya secara online. Di Kota Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, praktek prostitusi online terselubung ini, khususnya prostitusi online melalui sebuah aplikasi chatting Mechat, kini memang tengah marak.
Bahkan, layaknya prostitusi konvensional, prostitusi online melalui Miechat ini juga kerap diawali dengan proses tawar menawar terlebih dahulu. Karenanya, penawaran pertama dengan harga tinggi dari sang pemilik diri dan tidak jadi persoalan untuk para calon ‘konsumen’  hidung belang yang memang sering ‘jajan cinta’ melalui aplikasi berlambang hijau ini, sangat mengerti cara menawarnya, hingga harga yang disepakati tak lagi setinggi harga yang ditawarkan pertama kali.


Menurut seorang narasumber yang mau menceritakan kebiasaannya kencan dengan para wanita malam yang didapatnya melalui aplikasi miechat mengatakan, nyaris semua hotel dikota perdagangan  dijadikan tempat kencan oleh para PSK yang menjajakan dirinya melalui aplikasi miechat.


Meski tak semua perempuan yang menggunakan aplikasi miechat adalah PSK, namun menurut narasumber inipara PSK mechat akan sangat mudah ditemukan dengan kode BO, yang berarti booking order.
Selain itu, diceritakannya, di aplikasi mechat yang kebanyakannya digunakan oleh para remaja milenial berusia belasan hingga 20 tahunan itu hingga ke opung-opung (kakek-kakek), bisa mendeteksi pengguna sesama mechat dalam hitungan jarak.
Pria ini menyebutkan, kisaran harga yang mereka patok pun beragam, tegantung masing-masing orangnya dan tergantung bagaimana kencannya.


“Harganya berkisar dari Rp 500 ribuan hingga jutaan rupiah, sudah lengkap dengan tempatnya. Kalo orangnya sangat cantik, berkulit putih, biasanya harga yang ia tawarkan Rp 1 jutaan. Itupun hanya untuk sekali kencan atau dengan ST istilah untuk kata short time. Ada juga kencan yang LT atau long time, itu bisa sampai 10 jam,” kata dia.
Dirinya menuturkan, harga tersebut sudah termasuk dengan harga kamar kencan di kamar hotel yang digunakan. Bahkan, dikisahkannya, sejumlah PSK yang ditemukannya di aplikasi mechat khususnya bagi mereka yang stay di kamar hotel, memang sudah menjalin kerja sama dengan pihak hotel.


“Saya pernah bertanya dengan beberapa dari mereka yang stay yang pernah saya berkencan di beberapa hotel, dan jawaban mereka memang bekerja sama dengan pihak hotel, dimana setiap uang kencan yang dia terima dari pelanggannnya, sekian persennya ia bagi ke pihak hotel,” jelasnya.


“Itu juga mereka sampaikan melalui chat di mechat. Biasanya setelah menyebutkan harga open BOnya. Setelah deal, uang pembayaran bisa dilakukan melalui transfer. Namun ada juga yang bisa dibayar di tempat kencan.  Kemudian mereka memberi tahu dimana hotelnya. Setelah kita tiba di hotel yang dimaksud, mereka baru mau mengasih tahu nomor kamar hotel dimana dia berada,” terang dia. 


Lantaran transaksi di mechat mudah terdeteksi, memiliki fitur untuk menemukan orang-orang baru di sekitar dalam jangkauan 50 Meter, 100 Meter, bahkan 1 Kilometer.
Akun-akun yang menawarkan jasa untuk para lelaki hidung belang ini rata-rata wanita berusia 19 hingga 35 tahun. Bukan hanya lajang, banyak pula yang sudah berstatus janda.


Sementara untuk jasa di atas ranjang, short time juga di kisaran Rp500 Ribu, sedangkan long time bisa mencapai Rp 1 juta lebih.
Open order terpasang di bio akunnya. Mereka standby di hotel dan indekost. Siap sedia menerima orderan dari orang-orang yang “menemukannya” di MiChat. Cukup dengan mengetik pesan, pria hidung belang sudah dapat BO wanita yang menjajakan dirinya di aplikasi online.


Wartawan media ini mencoba menelusuri prostitusi BO dengan cara menyamar degan aplikasi tersebut.


Sebelum melakukan pertemanan dengan pelaku BO, terlebih dahulu penulis mengecek pengguna di sekitar tempat penulis berada.
Penulis berusaha mencari sesama pengguna Michat, yang menuliskan status BO (pekerja seks komersial) yang berada di lokasi yang sama, sembari melihat aktivitas pembaharuan status para pengguna aplikasi yang berkapasitas 15 MB ini.


Tak lama online, penulis menemukan status BO di akun seorang perempuan. Tanpa basa basi lagi, penulis langsung mengirimkan pertemanan ke perempuan yang diduga melakukan pejajakan prostitusi online tersebut.


Sebut saja namanya Mawar, tak sampai dua menit penulis sudah bisa langsung terhubung dengan si pemilik akun tersebut. Namun sebelum melakukan chating dengan Mawar, penulis memantau data profilnya yang bertuliskan nama samaran. Mawar pun mencantumkan status “stay di Selatpanjang”.
Saat penulis mengirim pesan singkat berbentuk pertanyaan (Booking Order), Mawar pun langsung menyebut jumlah bayaran sesuai durasi untuk menikmati tubuhnya, berkisar hampir Rp1 juta untuk full service dan Rp500 ribu untuk short time.


Untuk memastikan Mawar adalah akun yang asli, penulis meminta mengirimkan foto asli serta lokasi tempat mangkal si Mawar. Respon cepat, Mawar mengirim foto fullbody lengkap dengan hotel tempatnya menunggu orderan. Mawar menyebutkan jika setiap harinya di ‘mangkal’ di Grand Hotel Indobaru di Jalan Diponegoro.


Di akun lainnya, penulis juga menemukan para penjaja cinta lainnya. Sebut saja namanya Melati, ketika ditanya apakah bisa BO, perempuan ini membalasnya dengan cepat dan menanyakan apakah mau berkencan. Dikatakan dia biasanya stay di Hotel-Hotel yang ada di kota berjulukan sampantao.
Meski prostitusi online terus berkembang di daerah ini, namun upaya penanggulangannya belum maksimal dilakukan.


Menyikapi hal ini, Ketua DPC PPWI Kabupaten Simalungun Mhd. Aliaman H. Sinaga mengatakan bahwa perlu adanya penindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum  dan Satpol PP untuk melakukan razia ke hotel-hotel tersebut. Dan diharapkan Kemenparekraf dapat segera mencabut izin industeri perhotelan yang menyediakan ataupun menampung prostitusi online. “Terkait hal ini, bila industeri perhotelan tersebut menyimpang dari pemanfaatannya, maka harus dilakukan penindakan tegas dari aparat penegak hukum, satpol PP terhadap hotel-hotel yang menjalankan prostitusi online dan diharapakan Kemenparekraf dapat segera mencabut izin industeri perhotelan yang menyediakan ataupun menampung prostitusi online”, Ucap Ketua DPC PPWI Simalungun dalam temu perssnya.


Hingga berita ini dilangsir kemeja redaksi, Kasatpol PP, dan Polres Simalungun belum dapat dikonfirmasi secara langsung. (Tim-red)

Keterangan ;

Gambar PPWI dan Gambar hanya Ilustrasi.

1,347 Pembaca
error: Content is protected !!