MEDAN – Pencarian bakat dan potensi generasi muda di tingkat desa menjadi fokus Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi guna melahirkan bibit-bibit qori dan hafiz dalam pengembangan Tilawah Alquran. Karenanya Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) diminta tingkatkan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menelusurinya.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi dalam Rapat Kerja Terbatas (Rakertas) LPTQ Sumut di Aula Cemara Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Sumut, Jalan Ngalengko Medan, Selasa (19/1). Hadir di antaranya Ketua Umum LPTQ Sumut Asren Nasution, Kepala Kanwil Kemenag Sumut Syahrul Wirda, Bupati Batubara Zahir, Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah, Sekda Langkat Indra Salahuddin, mewakili LPTQ Pusat Ustazah Husnul Khatimah serta sejumlah pejabat dan para pengurus LPTQ provinsi dan kabupaten/kota.
Disampaikan Gubernur, bahwa tugas pengurus LPTQ di antaranya adalah fokus dalam mencari potensi pengembangan Alquran ke tempat-tempat yang tidak terjangkau selama ini, tetapi secara kualitas dan bakat memungkinkan untuk dilatih menjadi qori/qoriah, hafiz/hafizah dan lainnya. Karena langkah itu dilakukan secara non formal, dan akan diteruskan secara formal oleh pemerintah setempat mulai dari desa, kecamatan hingga kabupaten/kota.
“LPTQ ini sudah berjalan setiap tahun. Saya ikuti perkembangan dan saya pelajari, kenapa ini dilantunkan dan dipertandingkan. Siapa yang bisa objektif menilai? Tetapi Sumut harus punya ikon dalam melahirkan para qori/qoriah dan lainnya. Makanya dia berjenjang, dari dusun ke desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten/kota,” ujar Gubernur, yang menekankan pentingnya pencarian potensi dan pembinaan.
Untuk itu, lanjut Gubernur, peran LPTQ bersama pemerintah setempat di semua tingkatan sangat penting dilakoni. Sebab banyak kemungkinan bibit yang berpotensi untuk dibina, akhirnya menjadi ikon bagi provinsi lain dan mendapat penghargaan di ajang bergengsi. Karenanya tugas lembaga tersebut adalah melakukan pembinaan semaksimal mungkin agar visi Sumut Bermartabat dapat diraih dari segi pengembangan tilawah Alquran ini.
Ketua Umum LPTQ Sumut Asren Nasution mengatakan, perhatian Gubernur terhadap LPTQ sangat luar biasa. Sebab harapan Gubernur Edy Rahmayadi untuk mengangkat nama provinsi ini di kancah nasional dan internasional di antaranya adalah melalui musabaqah, yang dibuktikan dengan pencapaian di peringkat 3 besar MTQN di 2018 dan 2019.
“Karena harapan beliau banyak sekali kepada LPTQ, maka raker ini mencoba mengakomodir pemikiran Gubernur dan kita lemparkan kepada peserta untuk bersama kita laksanakan sampai ke tingkat bawah (desa/kelurahan),” sebut Asren.
Untuk pembinaan sendiri, lanjutnya, amanah Gubernur dinilai sebagai terjemahan dari moto ‘Membangun Desa Menata Kota’ yang dalam konteks LPTQ adalah membina anak-anak muda dari bawah yang kemudian diperkuat (ditata) di provinsi. Mengingat keterbatasan pelatih dan pembina di tingkat desa/kelurahan.
“Oleh karenanya yang bagus di tingkat bawah, kita himpun dan kita latih. Atau pelatihnya kita latih untuk mengembangkan di kecamatan dan desa. Karena itu kita sempat kewalahan, tetapi jika dimaksimalkan pasti bisa, kenapa tidak. Semua manusia punya potensi, tergantung kita bagaimana memolesnya. Jadi semua yang kita sampaikan adalah pokok pikiran Gubernur yang harus diterjemahkan,” pungkasnya sembari mengapresiasi keinginan Pemkab Batubara dan Pemko Pematangsiantar menjadi tuang rumah STQH dan MTQN tingkat provinsi untuk 2021-2023.
Hal itu dipertegas Bupati Batubara H Zahir yang menyebutkan bahwa pihaknya bersepakat untuk mengusulkan kepada LPTQ Sumut agar pelaksanaan STQH-MTQN tingkat Provinsi 2021-2022 dan 2022-2023 dilaksanakan di dua daerah tersebut secara berturut.
“Setelah Pematangsiantar di 2021-2022, baru berikutnya di Batubara. Walaupun kita sebenarnya siap di tahun ini, tetapi kita sudah sepakat (mengusulkan) bersama Walikota Pematangsiantar,” sebutnya.
Pihaknya juga mengaku punya niat dan semangat yang sama dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dalam hal pengembangan dan pembinaan musabaqah. Sehingga konsepnya adalah, menemukan dan membina generasi muda, dan membawa nama Sumatera Utara di kancah nasional hingga internasional.
Senada dengan itu, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah mengakui bahwa pihaknya mengusulkan agar pelaksanaan STQH dan MTQN tingkat provinsi dilakukan di kotanya untuk tahun ini dan tahun depan. Mengingat hal ini menjadi momentum yang mereka nantikan.
“Kita rindu juga keramaian lantunan Alquran di Pematangsiangar. Itu kurang lebih tahun 90’an terakhir. Saya berharap ini bisa diulang lagi, dan kita berupaya pada 2018-2019, tetapi dari hasil Raker belum menunjuk kita. Tetapi ini kehadiran kami membuktikan keseriusan kita melaksanakan itu, semua (fasilitas) kita memadai sebagai kota terbesar kedua di Sumut. Kami siap jadi tuan rumah,” tutup Hefriansyah.
Melihat antusias tersebut, Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan mengaku bersemangat mempersiapkan calon peserta STQH dan MTQN tingkat provinsi. Apalagi konsep pembinaan menjadi fokus utama dalam hal mencari potensi pengembangan Alquran oleh Gubernur melalui LPTQ Sumut, dimana daerahnya telah sukses menggelar perhelatan MTQ tingkat provinsi.
“Kita akan menindaklanjuti arahan Gubernur untuk melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud. Pengalaman kita sebagai tuan rumah MTQN tingkat provinsi yang terakhir, menjadi modal memperkuat dan memaksimalkan potensi yang ada di Tebingtinggi,” sebutnya. (Al,Red)