Pencapaian Realisasi KUR Sebesar 93,5%, Sampai Akhir 2021 Ada Subsidi 3 %

Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian mencatat, realisasi KUR alias kredit usaha rakyat selama 2021 hingga 17 Mei mencapai Rp 93,5 triliun. Angka tersebut setara 35,96% dari target Rp 253 triliun.

“Sehingga KUR merupakan salah satu sektor yang masih terus bergerak hingga saat ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara halal bihalal virtual bersama wartawan, Rabu (19/5).

Secara terperinci, penyaluran KUR pada Januari 2021 sebesar Rp 17,09 triliun. Kemudian, meningkat menjadi Rp 39,16 triliun pada Februari, Rp 64,64 triliun pada Maret, dan Rp 87,26 triliun pada April.

Realisasi KUR hingga Mei tahun ini diberikan kepada 2,58 juta debitur. Dengan demikian, total outstanding KUR sejak Agustus 2015 mencapai Rp 250,35 triliun dengan NPL sebesar 0,71%.

Berdasarkan jenisnya, penyaluran KUR selama 2021 yakni KUR super mikro 4,75%, KUR mikro 62%, KUR kecil 33,21%, dan KUR penempatan TKI 0,03%. KUR super mikro diberikan sebesar Rp 4,44 triliun kepada 507.459 debitur, KUR mikro Rp 57,97 triliun kepada 1,91 juta debitur, KUR kecil Rp 31,05 triliun untuk 158.162 debitur, dan KUR TKI Rp 25,88 miliar kepada 1.177 debitur.

Airlangga menegaskan bahwa KUR akan terus dijalankan dan pemerintah akan memberi subsidi 3% hingga akhir tahun. “Regulasi baru juga diberikan tanpa agunan sampai dengan Rp 100 juta,” ujar dia.

Sebelumnya, Sekretaris Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Kementerian Koperasi dan UKM Santoso mengatakan, banyaknya bantuan dari pemerintah membuat pengusaha UMKM makin semangat dalam memulihkan usahanya di masa pandemi ini.

“Salah satunya adalah bantuan produk usaha mikro, dari target sudah kita sampaikan secara nasional 100 persen dengan bantuan sebesar Rp 28,89 triliun untuk 12 juta pelaku usaha mikro,” kata Santoso dalam Katadata Forum Virtual Series dengan tema ‘Mengukur Efektivitas Bantuan Presiden bagi UMKM Agrikultur’ pada awal Maret 2021 lalu.

Belum lagi, sambung dia, adanya bantuan dengan pengurangan bunga pinjaman, seperti subsidi usaha mikro atau KUR. Santoso mengatakan, UMKM merupakan unit usaha terbesar di Indonesia dan mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam perekonomian nasional.

Jumlah tenaga kerja yang diserap dari UMKM hampir sebanyak 133 juta lebih. Sehingga, bantuan untuk UMKM sangat perlu untuk menyelamatkan perekonomian negara.

Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI) Supari menjelaskan, pengusaha UMKM sudah mulai jatuh sejak bulan keenam pandemi. Sehingga, datangnya bantuan dari pemerintah pada Agustus 2020 membuat pengusaha kembali bangkit.

“Bantuan itu sudah sangat tepat sekali untuk membuat mereka (pengusaha) survive, karena pemerintah menggelontorkan bansos yang menciptakan daya beli masyarakat, dan didorong dengan menggunakan daya hibah,” ujar Supari pada kesempatan yang sama.

Ia menambahkan, lebih dari 90% pengusaha merasa mampu bertahan dan bangkit. Hal tersebut menghasilkan dampak yang sangat positif. Pengusaha UMKM dalam menghadapi masa kritis yang tidak menentu ujungnya ini seakan masih memiliki harapan.

Redaksi

Sumber: katadata

175 Pembaca
error: Content is protected !!