Kabarsimalungun.com
JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) menilai relokasi kantor pusat regional Hyundai Asia Pasifik dari semula di Malaysia menjadi ke Indonesia, dengan membawa investasi mencapai USD 1,5 miliar dan USD 500 juta untuk pembangunan jaringan dealer dan lainnya, menunjukan betapa besarnya potensi pengembangan industri otomotif di tanah air. Khususnya industri kendaraan bermotor listrik, yang sedang menjadi salah satu unggulan Hyundai.
“Mobil listrik IONIQ yang diproduksi Hyundai, yang kini dijadikan official car oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI), maupun model varian lainnya yang akan diluncurkan Hyundai, semakin menggeliatkan persaingan produsen kendaraan listrik dunia. Jika sebelumnya warga dunia hanya mengenal Tesla, kini peta persaingan sudah semakin ketat dengan hadirnya Hyundai. Persaingan sehat seperti ini justru semakin bagus bagi konsumen, karena memiliki banyak pilihan,” ujar Bamsoet usai menerima jajaran direksi Hyundai, di Jakarta, Selasa (9/2/21).
Turut hadir antara lain Vice President Hyundai Motor Asia Pacific Headquarter Lee Kang Hyun, Presiden Direktur PT Hyundai Motors Indonesia Sung Jong Ha dan Presiden Direktur Hyundai Mobil Indonesia Denny Siregar.
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, semakin ketatnya persaingan antar produsen kendaraan listrik dunia juga bisa mendatangkan keuntungan bagi Indonesia sebagai pemilik cadangan nikel terbesar dunia, yang merupakan bahan baku utama komponen baterai di kendaraan bermotor listrik. Terlebih Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi sudah menerima proposal investasi dari Tesla, untuk membangun pabrik Energy Storage System (ESS), serupa dengan ‘powerbank’ dengan kapasitas ekstra besar mencapai 100 megawatt (MW).
“Kehadiran Hyundai dan kemungkinan juga Tesla di Indonesia harus dijadikan momentum bagi kebangkitan industri kendaraan listrik Indonesia. Selain untuk membuka lapangan pekerjaan, juga untuk proses alih transfer teknologi,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia dari menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak beralih ke kendaraan listrik memang tak mudah. Namun IMI meyakini dengan semakin teredukasinya masyarakat mengenai berbagai keuntungan menggunakan kendaraan bermotor listrik, tingkat pengguna kendaraan listrik akan semakin meningkat.
“IMI akan menjadi pioneer mengajak masyarakat bermigrasi ke kendaraan listrik. Karena selain sebagai kendaraan masa depan yang mampu menjaga lingkungan dari pencemaran polusi udara, masyarakat juga bisa menghemat pengeluaran dengan menggunakan kendaraan bermotor listrik,” terang Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, selain jumlah penduduk yang sangat besar mencapai 270 juta lebih sebagai penarik daya investasi, pertumbuhan kelas menengah Indonesia juga sangat menjanjikan. Bank Dunia memperkirakan, sebanyak 115 juta penduduk Indonesia berpotensi naik status menjadi kelas menengah.
“Besarnya jumlah kelas menengah sebagai motor penggerak perekonomian sekaligus menjadikan peluang bagi peningkatan penjualan kendaraan listrik. Hyundai maupun produsen kendaraan listrik lainnya harus jeli melihat peluang ini. Namun terpenting, rakyat Indonesia jangan semata dilihat sebagai pasar (market), melainkan harus dijadikan mitra yang mendapat manfaat besar dalam proses produksi dan penjualan kendaraan listrik,” pungkas Bamsoet. (*)