Buka Kegiatan Workshop Menu Pangan Lokal Tinggi Protein Bagi Anak Usia Dini, Ketua TP PKK Simalungun: “Asupan gizi yang sehat tidak perlu mahal”.

Kabarsimalungun.com. SIMALUNGUN – Southeast Asia Ministers of Eucation Organization – Regional Center of Food and Nutririon (SEAMEO RECFON) bekerja sama dengan US Soybean Export Council (USSEC), Poltekkes Kemenkes Medan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun melaksanakan kegiatan workshop menu pangan lokal tinggi protein bagi anak usia dini sebagai upaya pengentasan stunting di Kabupaten Simalungun dan sebagai kegiatan Kampanye Konsumsi Protein Lokal untuk Penanganan Stunting di Indonesia.

Secara resmi kegiatan workshop tersebut dibuka oleh Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Simalungun Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga, bertempat di gedung PB Mulya Hall Nagori Margomulyo Kecamatan Gunung Malela Kabupaten Simalungun, Sumut, Selasa (26/10/2021).

Dalam sambutan TP PKK Kabupaten Simalungun Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga mengatakan bahwa mencegah stunting itu dimulai dari kandungan, untuk itu kepada para ibu hamil diharapkan untuk mengkomsumsi makanan-makanan yang sehat, seperti sayuran dan buah-buahan. Pemberian asupan sehat dan pola asuh yang baik penting dalam pencegahan stunting. “Asupan gizi yang sehat tidak perlu mahal. Pengalaman saya sendiri, anak saya tidak pernah diberikan susu tapi bisa bersekolah tinggi karena diberikan makanan yang bergizi dan tidak mahal,”jelasnya

“Karena pertumbuhan anak itu mulai lahir sampai 6 tahun untuk mencegah stunting dan sampai anak usia 18 tahun dalam pertumbuhannya,”ucap Ratnawati sembari menyarankan agar memanfaatkan pakarangan rumah dengan tanaman-tamanam yang bermanfaat untuk kesehatan.

Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga mengarapkan kepada peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh dan melaksanakannya dalam kehidupan bermasyarakat. “Jangan hanya saat pelaksanakan seperti ini saja untuk mencegah stunting tapi dilaksankaan dan dikerjakan secara perlahan dalam kehidupan bermasyarakat,”ucapnya.

Kepada camat diharapkan untuk memberikan perhatiannya dalam menekan angka stunting di wilayahnya. “Mari sama-sama kita cegah stunting ini agar anak-anak Simalungun tidak tertinggal. Kita harapkan anak Simalungun tumbuh dengan baik,”ajak Ratnawati.

“Harapan saya anak-anak di Simalungun mulai dari balita sampai kelasa 6 SD mendapat perhatian dari ibu-ibu dan masyarakat Simalungun serta pemerintah, sebagai upaya kita dalam mencegahan stunting, agar anak-anak Simalungun kedepan menjadi anak yang cerdas,”harap Ratnawati.

Menurut Ratnawati, kedepan TP PKK Kabupaten Simalungun yang dipimpinya akan terus melakukan upaya dalam pencegahan stunting melalui turun kedesa-desa dalam memberikan pembinaan terutama yang berkaitan dengan peningkatan gizi anak.

Kegiatan itu diikuti sebanyak 100 orang peserta dari para pendidik PAUD, Tim Penggerak PKK, Kader Posyandu dan anggota organisasi perempuan. Warkshop dilaksanakan dalam dua kegiatan yaitu pembekalan berupa penyampaian materi interaktif dan praktik pengolahan makanan berbahan dasar tempe.

Sebelumnya Manajer Unit Pengelolaan Pengetahuan dan Dukungan Kebijakan SEAMEO RECFON dr Grace Wangge PHd dalam sambutanya antara lain menyampaikan bahwa peran ibu-ibu PAUD sangat penting dalam pencegahan stunting, untuk itu diharapkan berikanlah edukasi kepada anak-anak, orang tua tentang pemberberian makanan bergizi dan sehat.

Dikatakan, kegiatan warkshop dilaksanakan di tiga lokasi, seperti di provinsi Sumatera Utara yaitu di Simalungun, di Jambi yaitu di Jabung Timur dan di Sulawesi Selatan yaitu di Maros. “Jadi tidak hanya di Simalungun, tapi 100 orang ibu-ibu di Jabung Timur dan Maros dalam minggu ini juga akan mengikuti kegiatan ini dalam rangka belajar memanfaatkan pangan lokal yang kaya protein, yang justru sangat penting untuk pencegahan stunting,”kata Grace.

“Kami berharap kegiatan rangkaian lokakarya protein lokal yang dilakukan di 3 provinsi di Indonesia dan pertama kali dimulai di kabupaten Simalungun ini dapat meningkatkan pengetahuan para ibu mengenai potensi protein lokal dalam pemenuhan gizi keluarga, baik protein hewani maupun nabati seperti tempe,”tambah Grace.

Sementara itu dari Poltekkes Kemenkes Medan Dr Oslida Martony SKM MKes mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan webinar selama tiga hari sejak September 2021 lalu secara daring, dan saat ini merupakan aplikasi dari kegiatan sebelumnya terutama daerah lokus (lokasi khusus) stunting.

Dalam kegiatan tersebut menurut Martony, peserta akan menerima materi tentang pengelolahan makanan lokal, mulai dari pengolahan dan mengembangkannya untuk diberikan kepada anak-anak. “Harapan kita adalah peserta dapat menyambungkan informasi kepada ibu ibu yang memiliki balita di desa bagaimana memberikan makanan berprotein tinggi yang berbasis lokal untuk membantu mencegah stunting di daerah,”katanya.

Sebagai nara sumber dalam kegiatan itu yaitu Rismauli Maretha Silalahi, ST, MT, MSc (Kepala Bidang Sosial Budaya dan Sumber Daya Manusia, Bappeda Simalungun) dengan materi overview penangan stunting lintas sektor di Kabupaten Simalungun, Dr. Tetty Herta Doloksaribu dari Poltekkes Kemenkes Medan dengan materi Panduan gizi berbasis pangan lokal Kabupaten Simalungun dan Dini Lestari DCN MKes dari Poltekkes Kemenkes Medan dengan materi cara pengolahan pangan makanan kaya protein termasuk tempe.

Kegiatan itu diakhiri dengan praktik memasak resep modifikasi Nitak (makanan khas dari Simalungun) yang dikombinasi dengan tempe. Para ibu dalam kelompok berkreasi membuat versi masakan mereka sendiri dan hasilnya kemudian dilombakan. Pemenang lomba kreasi pangan protein lokal di kabupaten Simalungun ini akan diumukan bersama dengan pemenang dari kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Maros pada acara puncak webinar Kampanye Protein Lokal 4 November 2021 mendatang.(tim/red)

208 Pembaca
error: Content is protected !!