Bentuk Tim Penilai, Disdik Batu Bara Penuhi Permintaan Orangtua Siswa Untuk BTM

Batu Bara, Menanggapi permintaan orangtua siswa UPT SDN 13 Perupuk yang meminta agar proses ajar mengajar dialihkan menjadi belajar tatap muka (BTM), Kadis Pendidikan Kabupaten Batu Bara Ilyas Sitorus dihubungi lewat Whatsapp, Sabtu (10/10/2020) mengatakan pihaknya telah membentuk tim penilai sekolah sehat.

Tugas tim menurut Ilyas adalah untuk memverifikasi sekolah yang sudah layak menjalankan proses belajar tatap muka (BTM).

“Kita sudah bentuk tim penilai sekolah sehat sesuai dengan protokol kesehatan dalam bidang pendidikan, yang dilaksanakan berdasarkan usulan K3S diteruskan ke koordinator pengawas. Seterusnya menjadi bahan diskusi bersama pengawas dan unsur Disdik”, tulis Ilyas pada Whatsappnya.

Kemudian disebutkan Ilyas, tim bersama turun ke lapangan (sekolah yang minta pembelajaran tatap muka) untuk melakukan verfikasi terhadap usulan tersebut.

“Jika layak maka akan disiapkan ikut belajar tatap muka twtapi harus juga tetap mengikuti protokol kesehatan mulai 17 Oktober 2020 bersama 12 UPT SDN dan 11 UPT SMPN yang sudah lebih dahulu menjalankan program belajar tatap muka”, tutup Ilyas.

Sebelumnya, meski wabah Covid-19 belum berakhir yang berakibat proses ajar mengajar dialihkan dari belajar tatap muka (BTM) menjadi belajar dari rumah (BDR) namun karena berbagai alasan orangtua siswa UPT SDN 13 Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir Kabupaten Batu Bara berharap anak anak mereka kembali belajar di bangku sekolah.

Harapan tersebut disampaikan orangtua siswa saat rapat bersama Kepala Sekolah, Komite Sekolah dan dihadiri Kepala Desa Perupuk Anton Syarkowi di UPT SDN 13 Perupuk Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Sabtu (10/10/2020).

Pada rapat tersebut para orangtua siswa meminta belajar kembali secara tatap muka di sekolah sesuai aturan protokol kesehatan.

Menurut para orangtua siswa, dengan belajar sistim BDR sangat menyulitkan mereka yang harus tetap mencari nafkah.

Orangtua juga mengaku kesulitan mengajar anak mereka berdasarkan bahan yang dikirim guru lewat Whatsapp.

Bahkan ada juga orangtua siswa yang mengeluhkan ketiadaan biaya membeli smartphone sebagai sarana pengiriman bahan pelajaran.

Selain itu ada orangtua siswa yang mengaku cemas melihat anaknya yang kecanduan dengan smartphone.

“Kalau kita lihat anak anak memang membuka dan mengirim tugas yang diberikan guru. Namun begitu kita silap sedikit anak anak sudah membuka game”, ketus salah seorang orangtua siswa.

Pada rapat tersebut para orangtua siswa minta Komite dan Kepala Sekolah meneruskan permohonan mereka untuk membuka kembali belajar tatap muka kepada Bupati Batu Bara melalui Kepala Dinas Pendidikan.

Ketika pemilik akun RR memposting acara rapat tersebut di Facebook, salah seorang netizen menanggapi dengan menulis “Jangan terlalu lama murid diam dirumah, bisa lupa mereka dgn yg namanya buku…”

Netizen lain menanggapi dengan menulis “Ini baru pas mantap”.

(KS.02)

192 Pembaca
error: Content is protected !!