PPWI Kota Lhokseumawe Gelar Diskusi Hari Pahlawan

PPWI Kota Lhokseumawe Gelar Diskusi Hari Pahlawan

Lhokseumawe — Pengurus Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Cabang Kota Lhokseumawe menggelar diskusi dalam rangka memperingati hari pahlawan yang jatuh setiap 10 Nopember. Diskusi hari pahlawan dan sosialisasi pilar kebangsaan dihadiri Ketua Komite I DPD RI yang juga Sekjen DPN PPWI, H. Fachrul Razi, MIP.

Diskusi Hari Pahlawan yang mengangkat tema Pewarta Warga, Pahlawan di Era Digital? dilangsungkan di FN Coffe Lhokseumawe, Senin sore (9/11/20). Kegiatan diikuti oleh sejumlah pekerja pers, perwakilan mahasiswa, ormas hingga organisasi kepemudaan.

Pembicara Fachrul Razi dalam pemaparannya mengatakan, peran media terlebih di era digital sekarang ini sangat berpengaruh terhadap perubahan dunia. Ia memberi contoh Pilpres Amerika Serikat yang baru saja digelar dan berhasil menumbangkan calon petahana merupakan hasil pengelolaan isu di media massa.

Fachrul Razi juga menyinggung banyak hal terkait tugas-tugas jurnalistik yang diemban pekerja media terutama di masa Pandemi Covid-19. Dokter dan pewarta merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

“Tapi pekerja media luput dari perhatian pemerintah. Wartawan tidak dibekali alat pelindung diri. Juga tidak ada kompensasi dan bantuan dari pemerintah” kata Fachrul Razi.

Fachrul Razi juga menyinggung banyaknya kabar bohong dan disinformasi yang kerap tersaji di dunia maya. Hoaks dia sebut sebagai musuh dunia. “Sekarang yang ditakuti dunia itu bukan perang senjata. Dunia tidak takut lagi akan nuklir. Tapi dunia takut akan hoaks” kata Fachrul.

Ketua Komite I DPD RI ini juga mengupas peran media sebagai kelompok oposisi di pemerintahan. Ia berharap PPWI berada di jalur sebagai oposan bagi pemerintah. Ia menyebut di Indonesia, politik dinasti masih berlangsung seperti rezim di era orde baru.

Ia tidak mempersoalkan apabila politik dinasti ini berjalan sesuai harapan rakyat. Namun, akan menjadi hal tidak baik apabila politik dinasti dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi dan kroni-kroninya. Pada akhirnya pemimpin atau kepala daerah akan melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Untuk itu, ia meminta kelompok mahasiswa dan pekerja media agar aktif menyampaikan aspirasi dan kritikan serta berada di jalur oposisi.

“Jika pemerintahan tanpa oposisi akan melahirkan abuse of power. Akan terjadi penyalahgunaan kekuasaan. Makanya saya katakan, kritik saja. Katakan kepada kepala daerah, kami kritik ini bukan benci justru rasa sayang agar tidak terjerat persoalan hukum. Saya berharap PPWI di seluruh Indonesia bisa menjadi bagian oposisi pemerintah” demikian senator Garis Keras.

Sementara Ketua PPWI Kota Lhokseumawe, Desriadi Hidayat mengatakan momen peringatan Hari Pahlawan ini merupakan ajang silaturahmi bersama rekan-rekan pengurus PPWI Aceh Utara dan pekerja media. PPWI kota Lhokseumawe memandang perlu sinergitas sesama pekerja media di lapangan.

Hidayat menguraikan, di era digital peran wartawan dan pewarta warga sangat urgen dalam menyajikan berita aktual untuk asupan informasi publik. Memalui pertemuan ini, PPWI Lhokseumawe ingin meningkatkan koordinasi bersama rekan-rekan pekerja pers di lapangan.

“Kegiatan ini boleh dikatakan sebagai wujud nasionalisme organisasi PPWI yang berpartisipasi di peringatan hari besar nasional. Pertemuan ini juga hendaknya melahirkan keselarasan dan melahirkan kaukus dalam mengadvokasi isu di daerah kerja rekan-rekan” demikian Hidayat.

REDAKSI

219 Pembaca
error: Content is protected !!
Exit mobile version