Fisik Dana Desa Tahap III Nagori Bandar tinggi Tuntas Dikerjakan

Kabarsimalungun.com || SIMALUNGUN – Dana Desa tahap III yang direalisasikan dalam bentuk pembangunan fisik berupa Peningkatan Jalan dengan Lapen di Huta IV Bandar Rawa dan Rabat beton di Huta VIII Nagori Bandar tinggi Kecamatan Bandar Masilam Kabupaten Simalungun tahun anggaran 2022 tuntas dikerjakan.

Pantauan awak media langsung dilokasi pengerjaan proyek Dana Desa tahap III tahun anggaran 2022 tersebut terlihat para pekerja sedang merapihkan pengerjaan Lapen dengan membubuhkan pasir diatasnya kemudian digilas menggunakan Tandem roller (pemadat) agar bangunan Lapen tersebut padat dan rata sesuai besteknya, demikian juga halnya dengan Rabat beton di Huta VIII.

Salah seorang pekerja yang tidak ingin namanya dipublikasikan dimedia mengatakan 

“pengerjaan proyek ini agak terlambat yang seharusnya sudah selesai 2 minggu yang lalu pak, keterlambatan itu akibat tingginya intensitas hujan beberapa waktu yang lalu, sehingga menyebabkan kerja kami tertunda tunda, seharusnya dalam satu minggu sudah selesai namun akibat musim hujan akhirnya mencapai waktu tiga minggu baru tuntas” tuturnya.

Pejabat Pangulu Bandar tinggi Samsiadi.S.sos.i.M.Si selaku pemegang kebijakan pelaksanaan bangunan Lapen Dana Desa tahap III tersebut, saat ditemui wartawan disela sela kesibukannya mempersiapkan berkas berkas pencalonannya untuk mengikuti pendaftaran calon pangulu pada pemilihan pangulu serentak Kabupaten Simalungun yang akan datang Sabtu 24/12/2022 sekira pukul 10.30 wib mengatakan

“alhamdulillah pengerjaan proyek dana desa tahap III peningkatan jalan dengan Lapen dan Rabat beton sudah tuntas dikerjakan, ini semua tentunya berkat kerja sama dan dukungan semua pihak terutama masyarakat Nagori Bandar tinggi ini, walaupun sedikit ada keterlambatan akibat cuaca, namun semua sudah selesai kita kerjakan sebelum batas akhir tahun anggaran 2022 berakhir” tuturnya.

Saat disinggung tentang rencana untuk maju kembali menjadi calon pangulu Bandar tinggi pada Pilpanag serentak Kabupaten Simalungun, Samsiadi.S.Sos.i.M.Si mengatakan 

“insya Allah kita akan maju kembali mencalonkan diri menjadi calon pangulu, hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan masyarakat Nagori Bandar tinggi ini, sebab saya kan ASN atau PNS, yang salah satu persyaratannya adalah adanya dukungan langsung dari masyarakat, lalu berkasnya diajukan kepada Bupati Simalungun melalui BKD untuk memperoleh persetujuan Bupati” kata nya.

Dilanjutkannya “dalam hal pencalonan kembali menjadi salah satu bakal calon pangulu pada Pilpanag serentak Kabupaten Simalungun di bulan Maret yang akan datang tentunya kita tetap mempedomani aspirasi yang berkembang ditengah tengah masyarakat saat ini, adanya dukungan secara moral yang diberikan kepada saya dari masyarakat 9 (sembilan) huta yang ada, bukan berarti asal asalan mencalon saja, kita pun gak mau mencalon jika sebelumnya tidak ada dukungan dari masyarakat kita” tuturnya.

Menurut Samsiadi.S.Sos.i.M.Si “dukungan dan kepercayaan  yang diberikan masyarakat kepada kita itu merupakan modal dasar utama untuk jadi seorang pemimpin, bila tdiak ada dukungan dari masyarakat berarti kan masyarakat tidak menginginkan kita jadi pemimpin di nagorinya, jika demikian ngapain juga mencalonkan diri, sebab mencalonkan diri untuk jadi apapun itu harus dikaji sebelumnya secara ilmiah agar dapat kita ketahui antara keinginan kita dan keinginan masyarakat jadi ketemu dianya” tutur Samsiadi secara gamblang.

Namun kata Samsiadi.S.Sos.i.MM, sosok yang diketahui sudah cukup dikenal dan pengalaman dibidang pemerintahan nagori ini sejak sebelum lahir Kecamatan Bandar masilam dirinya sudah berkecimpung di dunia pemerintahan nagori, bahkan namanya sudah tidak asing lagi di Pemkab Simalungun mengatakan 

“intinya kalau mau jadi pemimpin itu harus siap mental artinya harus siap lahir dan batin, sebab kita akan berhadapan dengan ribuan masyarakat Nagori Bandar tinggi ini dengan segala macam atau segala bentuk sifat dan karakteristicnya, kita wajib siap untuk itu yang artinya kita wajib siap untuk korban terutama korban perasaan, dihujat dicaci dihina dikritik baik dalam forum maupun diluar, itu sudah biasa kita alami, namanya juga masyarakat banyak ada yang pro ada yang kontra dengan kita” tuturnya sambil berkelakar.

Begini ya…kata Samsiadi.S.Sos.i.M.Si melanjutkan “kita jadi seorang pemimpin itu bukan menurut apa yang kita inginkan itulah yang menjadi keputusan tapi bukan itu, yang kita kerjakan itu adalah program dari kita kemudian kita musyawarahkan kepada masyarakat, nah bila hasil musyawarah itu mufakat baru kita buat keputusan untuk dikerjakan, bukan ngotot menurut apa yang kita inginkan sebab semua ada mekanisme, baik dengan masyarakat, dengan pihak Kecamatan juga dengan pihak Kabupaten” tuturnya serius.

Akhir dari itu semua menurut Samsiadi.S.Sos.i.M.Si yang merupakan salah satu Pangulu yang berlatar belakang Pendidikan S2 alumni Universitas Simalungun (USI)dibidang program Megister Pengembangan Wilayah ini menyampaikan

“intinya dari apa yang saya sampaikan tadi bahwa jadi seorang pemimpin itu seperti jadi Sangkalan atau orang jawa bilang Telenan, yang senantiasa harus siap untuk kena bacok atau iris, maksudnya ya harus siap korban segala galanya, waktu, tenaga, pemikiran juga uang, ilmu dan semuanya” tuturnya.

Oleh karenanya menurutnya” pemimpin itu sesuai dengan hasil seminar hankam 1966 harus bisa Ing ngarso sungtulodo, ing madiyo mangun karso, tutwuri handayani, ambek pramo arto, waspodo purbo waseso, satyo,  loyal, dan sifat terbuka, atau dalam bahasa moderen sering disebut fleksibel, kredibel dan akuntabel dalam segala hal, baik dalam sistim pemerintahan maupun dalam berinteraksi dengan masyarakat nagori khususnya juga kepada siapapun pada umumnya” tegas Samsiadi.S.Sos.i. M.Si mengakhiri bincang bincangnya dengan awak media.(as-red)

276 Pembaca
error: Content is protected !!