Tidak Manusiawi,Dua Tahun Bocah Ini Huni Ruang Isolasi Gepeng ” Bau Busuk”

LANGSA, Awalnya bocah kecil ini dianggap sebagai Gepeng (gelandangan dan pengemis) yang berkeliaran di Kota Langsa, kemudian terjaring operasi tertib oleh Dinas Sosial dan Satpol PP, dan akhirnya ditempatkan di rumah Gepeng yang dikelola Dinas Sosial kota Langsa, terletak di Gampong Matang Selimeng, Langsa Barat, Kota Langsa.

Dari penelurusan Lsm Gadjah Puteh dan beberapa wartawan ke lokasi, diketahui anak laki-laki yang bernama Dana (12) dari ayahnya yang bernama Bukhari ini adalah warga Gampong Alur Beurawe, kecamatan Langsa Kota, Kota Langsa yang telah hampir 2 tahun menghuni ruangan besar yang bauk busuk dan sangat tidak layak dihuni oleh seorang manusia, Senin (17/08/2020).

Informasi berawal dari seorang warga masyarakat Is (56) yang selama ini berupaya semampunya untuk merawat dan merasa prihatin dengan kondisi mentalnya sekarang seperti sudah hilang ingatan bahkan sering kejang- kejang.

Dikatakannya lagi, ia kerap datang mengunjungi anak itu dengan sekedar membawa nasi bungkus dan mekanan lainnya karena merasa kasian sebagai sesama manusia.

Namun disana Dana terlantar sendirian tanpa ada perawatan dan perhatian khusus dari dinas terkait apalagi pihak keluarganya, baik itu fasilitas maupun pengobatan yang layak agar dia dapat pulih kembali. Tak ada MCK di dalam ruang tersebut, apalagi peralatan hidup lain layaknya seorang manusia.

Disana tak ditemui satu orang lain pun yang berstatus sama dengannya sebagai penghuni. Terlihat sangat sepi dengan banyak ruangan besar yang kosong tak terawat.

Sementara itu, Debi Suhendra, petugas yang ada di lokasi mengaku tidak pernah diberikan tugas secara khusus untuk merawat Dana. Ia hanya bertugas menjaga aset yang ada agar tidak rusak ataupun kehilangan.

“Benar anak itu sudah hampir 2 tahun dititipkan disini, tapi saya tidak pernah diperintahkan secara khusus untuk merawatnya, saya hanya menjaga aset yang ada,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, soal makan pun baru dalam satu bulan ini ia diminta untuk memberi makan anak tersebut dengan biaya dari dinas, sebelumnya belum diperintah untuk itu, jelas Debi.

Dengan menahan rasa mual karena bau busuk yang cukup menyengat, tim Gadjah Puteh pun coba menggali informasi yang lebih akurat. Terlihat kondisi anak tersebut sangat memprihatinkan. Dengan ruangan berbau busuk dan jorok, kondisi yang sangat tidak manusiawi bagi seorang anak manusia.
Tak ada sehelai benang pun di tubuhnya alias telanjang bulat tanpa pakaian. Mentalnya yang terganggu bagai orang tak waras membuat siapapun yang melihat akan merasa sedih. Ia diisolasi tak bisa kemana- mana hanya bekutat di ruangan berukuran kurang lebih 4×6 meter persegi itu saja. Air kencing, muntahannya dan segala kotoran lainnya semua bercampur di lantai dan tempat tidurnya yang nyaris seperti bau busuk bangkai.

Bahwa untuk makan selama ini ternyata sering dibawakan oleh ayahnya yang miskin dan hanya bekerja sebagai penjaga malam di pajak Langsa. Itupun belum tentu setiap hari, karena tergantung kemampuannya. Bahkan sudah hampir 2 pekan terakhir ini ayahnya malah tak pernah datang lagi.

“Sangat tidak manusiawi dan tidak ada perlakuan layaknya manusia. Terkesan seperti tidak ada upaya apa-apa agar anak ini kembali normal dan bisa dipulangkan dan kembali hidup normal,” ucap Sayed Zahirsyah Al Mahdaly, Direktur Eksekutif Gadjah Puteh.
Pihaknya berharap agar pemko Langsa segera mengambil langkah cepat dan lebih manusiawi dengan memberikan perawatan kepada Dana, terlebih dengan kondisi mentalnya yang terlihat tidak lagi normal ini, untuk bisa diobati dan dirawat ke rs terdekat.
Tentunya pemko Langsa dapat mengambil langkah bijak dengan menggelontorkan sedikit biaya yang dikelola oleh Dinsos demi mengatasi hal seperti ini. Oleh karena orang miskin dan anak terlantar ditanggung oleh negara.

Padahal dalam kondisi pandemi covid 19 ini saja pemko Langsa masih bisa berbagi anggaran untuk lembaga vertikal, meski banyak pos anggaran dan kegiatan publik lainnya dipangkas melalui refocusing anggaran. Tapi sangat miris ketika masih ada salah satu anak kota yang terlantar seperti ini jika hanya karena alasan tidak ada anggaran.(*)

Red.

152 Pembaca
error: Content is protected !!