Bantu Masyarakat Papua, Predir IRJ Group Hibahkan 1000 Unit Lampu Penerangan Jalan Umum

Papua – Komitmen Dr (Cn) Hj. Rizayati, SH, MM, untuk membangun Indonesia, tak diragukan lagi. Pengusaha asal Bumi Serambi Mekah tersebut, terus melangkah untuk Indonesia, melalui program Indonesia Terang.

Dalam kunjungan kerja ke tanah Papua, Hj. Rizayati meninjau langsung proyek pembangunan infrastruktur penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJTU-TS) di Distrik Asri Timur, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua pada hari Sabtu (29/5/2021).

Hj. Rizayati mengungkapkan, kunjungan tersebut sebagai bentuk komitmen, dan memenuhi janjinya untuk masyarakat dan pemerintahan daerah setempat, sekaligus meninjau secara langsung lokasi pembangunan 1000 unit Lampu Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya, yang dihibahkan kepada pemerintah setempat melalui mitra kerjanya.

“Kedatangan kami ke tanah Papua, sebagai wujud komitmen untuk bersama- sama membangun Papua. Kami hibahkan 1000 unit lampu penerangan jalan umum tenaga surya kepada pemerintah setempat melalui mitra kerja kami. Kami terpanggil untuk membangun Indonesia dari pelosok Sabang sampai Merauke, dari Miangnas hingga Pulau Rote, melalui program Indonesia Terang,” kata Hj. Rizayati.

Dalam kunjungannya, Direktur PT Imza Rizky Jaya melihat langsung pelaksanaan Program Indonesia Terang, yang selama ini telah dilakukan di kabupaten tersebut .

“Maksud dan tujuan saya turun langsung ke Papua sebagai kunjungan kerja ke daerah ujung timur Indonesia, yaitu ingin melihat langsung sejumlah pekerjaan pemasangan lampu tenaga surya sambil berdialog dengan tokoh masyarakat adat Papua di sana,” kata pengusaha nasional yang bergelar adat Cut Nyak Cahaya Jeumpa ini.

“Saya ingin membuat seluruh wilayah dan daerah pedalaman maupuan kampung-kampung terpencil terkoneksi dengan lampu melalui program Indonesia Terang, sebuah program hibah kepada masyarakat dan pemerintah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Perempuan asal Bireuen, Aceh, peraih berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional ini mengaku prihatin akan kondisi perekonomian masyarakat, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.

“Wilayah Indonesia ini sangat luas, perlu komitmen bersama dan menyatukan visi untuk Indonesia yang lebih baik. Kami juga berfikir mencari solusi dan langkah-langkah strategis, bagaimana mengembangkan potensi-potensi ekonomi di masyarakat, agar terus bertumbuh, sehingga diharapkan ke depannya bisa membawa kesejahteraan, rakyat cukup sandang, pangan, papan dan listrik,” ungkapnya.

Disampaikan Hj. Rizayati, lampu (Penerangan-red) itu menandakan suatu identitas sebuah bangsa yang besar. Lampu-lampu yang menjadi penerang di malam hari ini bagi masyarakat yang dulunya daerahnya belum terang,seperti di daerah Papua akan menjadi terang, dan bisa mendorong bertumbuhnya simpul- simpul ekonomi.

“Sekarang, setelah adanya program ‘Indonesia Terang’ ini telah menunjukkan sebuah daerah yang dulunya kategori wilayah tertinggal, namun sekarang secara bertahap berjalan menuju ke arah kemajuan. Dengan dibangunnya sarana prasarana dan infrastruktur publik pelengkap lainnya yang dibutuhkan, maka masyarakat Papua khususnya dan Rakyat Indonesia pada umumnya dapat merasakan manfaatnya,” jelasnya.

Sebelumnya, pada Jumat (27/5/2021), Presiden Direktur PT. Imza Rizky Jaya, Hj Rizayati juga melakukan kunjungan bisnis di Provinsi Papua Barat.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Adat Kabupaten Keerom, Loren berharap kehadiran Program Indonesia Terang di wilayah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Papua Nuginie itu dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah dalam pembangunan ekonomi masyarakat di wilayah adat setempat.

“Kami, juga tentunya masyarakat sangat mendukung program Indonesia Terang ini. Kami berharap melalui program ini dapat membantu masyarakat keluar dari persoalan ekonomi, apalagi di masa pandemi Covid-19, dimana seluruh aktifitas kita lakukan dari rumah. Ini suatu persoalan besar bagi masyarakat Keerom. Orang boleh mengatakan ‘merdeka signal’, merdeka belajar, tapi bagaimana jika masih banyak masyarakat yang hidup dalam hutan yang belum tersentuh infrastruktur yang memadai,” ujar Loren.(*)

148 Pembaca
error: Content is protected !!