Simalungun, Pekerjaan Penahan Tanah yang baru saja selesai dikerjakan dengan menggunakan dana desa sudah hampir roboh ditelan air sungai, Inspektor Kabupaten Simalungun dan Pendamping Desa kurang pengawasan.
Hal itu disampaikan Ketua DPW KAMPUD Sumatera Utara, Mhd Aliaman Sinaga, Selasa,06/08/2024.
Kepada awak media, ianya menjelaskan pentingnya pengawasan dari pendamping desa dan inspektorat kabupaten Simalungun.
“Dana desa yang digelontorkan harus benar disalurkan dan tepat sasaran, pengawasan yang intens dalam penggunaannya diharapkan tidak dibiarkan begitu saja oleh Inspektorat dan pendamping desa agar tidak ada oknum-oknum yang mengambil kepentingan demi memperkaya diri sendiri dan kelompoknya” ucap Ali.
Selanjutnya, menyoroti dana desa yang digunakan oleh Pangulu Nagori Talun Saragih, sebagai pengguna anggaran dana desa dan dana desa Nagori Talun Saragih, untuk pekerjaan fisik beronjong penahan tanah yang baru saja selesai dibangun di Huta II Hubuan, Nagori Saragih yang sudah roboh dihantam air sungai harus segera diperbaiki dan teknis pengerjaannya disesuaikan dengan benar, agar aliran arus sungei dapat ditahan oleh bronjong yang dikerjakan, terang Ali.
Pantauan awak media, Selasa tanggal 6 Agustus 2024, sekira pukul 15:20 Wib, tampak terlihat Bronjong yang baru selesai dibangun yang terletak di Huta II, Hunian, Talun Saragih, dengan pagu fisik Rp.164.782.500,-, dengan panjang 16 meter, tinggi 3 meter, yang bersumber dari dana desa tahun 2024 sudah terlihat roboh, bila tidak segera diperbaiki akan habis tergerus air sungai.
Salah satu warga bernama Dedi, yang berhasil ditemui awak media, menyebutkan sudah menyampaikan kepada TPK agar pengerjaan Bronjong harus benar kuat dan kokoh.
“Sebelum dikerjakan, sudah kita sampaikan kepada TPK agar dikerjakan dengan baik,agar kokoh dan dapat menahan air bila terjadi banjir, ucap Dedi.
Menurut Dedi, yang juga sudah biasa dan pakar dalam pengerjaan Bronjong penahan tanah ini menyebutkan pengerjaannya Bronjong yang dikerjakan di Desa Talun Saragih terkesan asal dikerjakan.
“Pengerjaannya terkesan asal dikerjakan, seharusnya Bronjong penahan tanah dibangun dekat dengan tanah yang berada ditepi sungai, lalu posisinya tidak agak miring sedikit kekiri dan diberikan penyangga (pengikatnya) dan saya lihat juga kawat untuk penyusunan batu Bronjong dari bawah sampai atas sama semuanya, dari sini kita sudah paham kalau mereka yang mengerjakan Bronjong penyanggah tanah di Talun Saragih ini bukan ahlinya”, ketus Dedi.
Sementara, Pangulu Nagori Talun Saragih, Dodi, hingga berita ini dipublikasikan belum dapat dikonfirmasi langsung, diperoleh informasi sedang melaksanakan ibadah umroh.(TIM-RED.JL)
Catatan Redaksi :
Apabila ada pihak pihak yang merasa dirugikan dan/atau keberatan dengan penayangan artikel dan/atau berita tersebut di atas, dapat mengirimkan artikel dan/atau berita berisi sanggahan dan/atau koreksi kepada Redaksi kami, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (11) dan (12) Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Artikel/berita dimaksud dapat dikirimkan melalui email media kabarsimalungun.com, atau nomor handphone yang ada dalam box redaksi, terimakasih.