Nasib Apes Menimpa Pekerja Komben, 16 Orang jadi Korban Sambaran Petir.

Kabarsimalungun.com. BATU BARA – Benar kata pepatah “untung tak dapat diraih Malang tak dapat ditolak”, inilah yang menimpa 16 orang pekerja pemanen padi (ngomben-red) yang menjadi korban sambaran petir.5 dari 16 Orang korban tersambar petir tersebut harus di rawat Intensif di 2 Rumah Sakit yang berbeda di Kabupaten Batu Bara.

Peristiwa naas tersebut terjadi pada hari Jum’at (01/10/2021) sekitar pukul 15:00 WIB, tepatnya di areal persawahan milik marga Butar Butar, di Desa Tanah Tinggi, Kecamatan Air Putih, Kabupaten Batu Bara, seluruh korban adalah pekerja pemotong padi (Ngomben-Red) terpental akibat sambaran Petir.

Menurut keterangan Supriadi (53) merupakan warga Dusun VII Desa Tanah Tinggi Kecamatan Air Putih bersama satu temannyayang juga menjadi korban sambaran petir ikut terpental dalam peristiwa tersebut, mengatakan kepada awak media , “Awalnya sekitar pukul 14:00 WIB pada saat kami bekerja turun hujan dan kami langsungĀ  berhenti kerja, berteduh di pondok yang ada di ladang pak Butar Butar, tanpa kami duga dan kami sadari tiba tiba kami Terpental ke tanah akibat sambaran kilat dan suara yang sangat keras, kami menyadari ternyata itu adalah sambaran dan suara Petir.”katanya.

Masih menueut Supriadi, Setelah beberapa saat kemudian kami 16 orang yang ada di sana, dan saya sendiri melihat 5 orang dari teman kami tidak mampu bangun dan berdiri yang kami duga efek dari sambaran petir tersebut.
“Lalu kami coba bersama sama teman 12 orang yang lain mencari bantuan dan membawanya ke Rumah sakit terdekat.”ungkapnya.

“Adapun 4 orang yang harus menjalani rawat inap di Rumah sakit Oloan yaitu Mesdi alias Koa (56), Paidi (30), Reza Afriza (15), Sigit Pragito (24) dan semuanya warga Desa Tanah Tinggi Dusun VII Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara.” menurutnya.
“Sedangkan Pak Butar Butar sendiri selaku pemilik sawah dia tidak dirawat disini (RS Oloan) tetapi di Rumah Sakit Sapta Medika yang berbeda di Desa Tanah Merah.”jelasnya.

Terlihat 12 orang lainya masih merasa sangat syok dan trauma atas kejadian tersebut, walaupun mereka dinyatakan baik baik saja oleh Dokter Oloan.

Awak media berusaha untuk mengkonfirmasi kepihak Rumah Sakit SAPTA MEDIKA yang baru beberapa bulan berdiri dan beroprasi, dihadang serta dilarang untuk melakukan peliputan oleh Security Rumah Sakit tersebut, dengan alasan ini sudah menjadi prosedur dan Intruksi Direktur Rumah Sakit ini.(tim/red)

217 Pembaca
error: Content is protected !!