News  

Ketua DPW BPI KPNPA Sumut, meminta Aparat usut tuntas penyebab kelangkaan BBM.

Kabarsimalungun.com. SUMATERA UTARA – Sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang mendadak tidak bisa melayani warga yang membutuhkan bahan bakar minyak (BBM). Kondisi ini  menyebabkan kepanikan warga karena khawatir tidak bisa melakukan aktivitas sebagaimana mestinya. Sorotanpun berdatangan dari berbagai pihak termasuk dari Ketua DPW Badan Peneliti Indenpenden Kekayaan Penyelenggaraan Negara dan Pengawas Anggaran (BPI KPNPA) Republik Indonesia turut angkat bicara.

Ketua BPI DPW KPNPA RI Sumut, Mayor (Purn) Jhonson Situmorang, S.H kepada media menanggapi situasi yang terjadi di Medan dan kabupaten Deli Serdang, Minggu
(17/10).
Ketua BPI tersebut megharapkan Pihak – pihak terkait menelusuri penyebab terjadinya kelangkaan BBM tersebut, ” Jika ada di duga yang melanggar hukum dalam penyebab kelangkaan ini baik kemungkinan ada penimbunan atau lainnya maka Aparat Hukum juga harus segera menelusuri dan menindaknya”, Ujar Bang Jhonson yang dikenal selalu memperjuangan kepentingan rakyat tersebut.

Menurutnya situasi ini sangat tidak wajar, patut muncul persepsi di tengah masyarakat.
“Jika memungkinkan kita minta agar Kepolisian bekerjasama dengan TNI untuk mengusutnya hingga tuntas, jangan sampai masyarakat menjadi korban berkepanjangan yang masih menghadapi pandemi korona ini ,” Lanjut Bang Johnson Situmorang, SH.

Pemandangan tidak wajar di SPBU yang memiliki stok pada Jumat pagi terjadi antrian panjang dan sementara sebagian SPBU justru tidak memiliki BBM untuk dijual. Kondisi ini terjadi di sejumlah tempat di Sumatera Utara, bukan saja di Medan.
Kondisi ini pun sudah menjadi pembahasan di sejumlah media lokal bahkan nasional. Humas Pertamina MOR I, Taufikurachman, kelangkaan BBM terjadi karena adanya kendala.
 

Selanjutnya Jhonson Situmorang menambahkan, jika kondisi ini berlanjut akan semakin menyulitkan masyarakat, apalagi situasi pandemi belum berakhir.

“Perekonomian masyarakat sangat terpuruk. Ditambah dengan situasi saat ini, dimana pembelajaran tatap muka sudah diberlakukan. Ini harus ditangani serius, jika tidak akan berakibat fatal. Jangan sampai hal ini terjadi,” tegasnya.(tim/red)

88 Pembaca
error: Content is protected !!